Nama Dayah
|
DARUL ULUM AL-MUNAWWARAH
|
PENYELENGGARA
|
YAYASAN
|
ALAMAT
|
JLN. COT SABONG 1,5 KM
|
DESA / KELURAHAN
|
LHOK MON PUTEH
|
KECAMATAN
|
MUARA DUA
|
KOTA
|
LHOKSEUMAWE
|
PROVINSI
|
ACEH
|
AKTE NOTARS
|
GAMSALATI GOM
|
TANGGAL AKTE
|
10 AGUSTUS 2004
|
SK MENHUMHAM
|
|
NOMOR
|
C-835.HT.01.02.TH 2006
|
TANGGAL
|
28 APRIL 2006
|
NPWP
|
02.123.279.8.102.000
|
SITU
|
NOMOR : 510.1/326/2005
|
SURAT IZIN KEGIATAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL
|
NOMOR : 467/BP2T/1694/2009
|
KODE POS
|
24352
|
TLPN
|
-
|
DAERAH
|
DESA
|
STATUS DAYAH
|
SWASTA
|
PIAGAM IJIN OPERASIONAL PONDOK PESANTREN
|
NOMOR : Kd.01.02/k.4/PP.OO.7/442/2011
|
NOMOR STATISTIK PONDOK PESANTREN
|
510011730010
|
TAHUN BERDIRI
|
1994
|
TINGKAT BELAJAR
|
TSANAWIYAH (MTs) 3 TAHUN
|
ALIYAH (MA) 3 TAHUN
|
|
SALAFI
|
|
KEGIATA BELAJAR
|
PAGI, SIANG DAN MALAM
|
BANGUNAN
|
MILIK PRIBADI
|
LUAS LOKASI
|
2 HA
|
LUAS BANGUNAN DAYAH
|
1.5 HA
|
JARAK KE PUSAT KECAMATAN
|
1.5 KM
|
JARAK KEPUSAT KOTA
|
2.5 KM
|
TERLATAK PADA LINTASAN
|
DESA
|
Tuesday, 19 April 2016
PROFIL DAYAH
Tuesday, 12 April 2016
Monday, 11 April 2016
Tata cara menghormati Guru dan Ilmu
(santri) Para
pelajar tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya,
tanpa mau menghormati ilmu, ahli ilmu dan guru.
Karena ada yang mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu sangat menghormati tiga hal tersebut. Dan orang-orang yang tidak berhasil dalam menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati/memuliakan ilmu dan gurunya. Ada yang mengatakan bahwa menghormati itu lebih baik daripada mentaati. Karena manusia tidak dianggap kufur karena bermaksiat. Tapi dia menjadi kufur karena tidak menghormati/memuliakan perintah Allah.
Sayyidina Ali karramallahu wajhah berkata, "Aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajarku walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan aku sebagai budaknya."
Ada sebuah syair yang berbunyi, "Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya guru. Ini wajib di pelihara oleh setiap orang Islam. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama."
Imam Asy-Syairazy berkata, "Guru-guruku berkata, "Barangsiapa yang ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi orang alim, maka cucunya yang akan menjadi orang alim."Termasuk menghormati guru ialah, hendaknya seorang murid tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, dan tidak memulai bicara, kecuali ada ijinnya.
Hendaknya tidak banyak bicara di hadapan guru Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek/bosan. Harus menjaga waktu. Jangan mengetuk pintunya, tapi sebaliknya menunggu sampai beliau keluar.
Alhasil, seorang santri harus mencari kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan ia murka, mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh taat pada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah. Termasuk menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan orang yang ada hubungan kerabat dengannya.Guru kami Burhanuddin, pengarang kitab Al-Hidayah, bercerita bahwa salah seorang pembesar negeri Bukhara duduk dalam suatu mejelis pengajian, di tengah-tengah pengajian, dia sering berdiri. Lalu oleh teman-temannya ditanya mengapa berbuat demikian. Dia menjawab, sungguh putra guruku sedang bermain di jalan, oleh karena itu jika aku melihatnya aku berdiri untuk menghormatinya.
Al Qadhi Fahruddin adalah seorang imam di daerah Marwa yang sangat dihormati oleh para pejabat negara Beliau berkata, "Aku mendapat kedudukan ini karena aku menghormati guruku, Abi Yazid Addabusi. Aku selalu melayani beliau, memasak makanannya, dan aku tak pernah ikut makan bersamanya.".Pada suatu hari Imam Halwani pergi dari Bukhara, bermukim di sebuah desa selama beberapa hari, karena ada satu masalah yang beliau hadapi, kemudian semua muridnya menjenguk beliau, kecuali yang bernama Abu Bakar. Lalu ketika bertemu Abu Bakar beliau bertanya, "Mengapa kamu tidak ikut menjengukku?" Dia menjawab, "Maaf guru, saya sibuk melayani ibuku." Lalu beliau berkata, "Semoga kamu diberi panjang umur, tapi kamu tidak akan diberi ketenangan dalam mengaji." Kenyataannya kata-kata guru tersebut betul-betul terjadi. Abu Bakar tinggal di desa sepanjang waktunya.Oleh karena itu seorang santri tidak boleh menyakiti hati gurunya, karena belajar dan ilmunya tidak akan diberi berkah. Kata seorang penyair, "Sungguh guru dan dokter keduanya tidak akan menasihati kecuali bila dimuliakan. Maka rasakan penyakitmu jika kamu membantah pada dokter, dan terimalah kebodohanmu bila kamu membangkang pada guru."Dikisahkan bahwa khalifah Harun Ar-Rasyid mengirim putranya kepada ustadz Ashmu'i supaya diajari ilmu dan akhlak yang terpuji. Kemudian pada suatu hari Harun Ar-Rasyid melihat Ashmu'i sedang wudhu membasuh kakinya dengan air yang dituangkan oleh putra khalifah. Melihat hal itu, Harun Ar-Rasyid berkata, "Aku kirim anakku kepadamu supaya kamu ajari ilmu dan budi pekerti, lalu mengapa tidak kamu perintah dia untuk menuangkan air dengan tangan kiri supaya yang kanan bisa membasuh kakimu?"
Termasuk menghormati ilmu ialah menghormati kitab. Seorang santri dilarang memegang kitab kecuali dalam keadaan suci. Imam Syamsul A'imah Al Halwani berkata, "Aku memperoleh ilmu ini karena aku menghormatinya. Aku tak pernah mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci." Imam Sarkhasi pernah sakit perut, namun beliau tetap mengulang-ulang belajarnya, dan berwudhu, sampai tujuh belas kali pada malam itu, karena beliau tidak mau belajar kecuali dalam keadaan suci. Ilmu itu adalah cahaya, dan wudhu juga cahaya. Sedangkan cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
Para penuntut ilmu dilarang meletakkan kitab di dekat kakinya ketika duduk bersila. Hendaknya kitab tafsir diletakkan di atas kitab-kitab lain, dan hendaknya tidak meletakkan sesuatu di atas kitab. Guru kami, Burhanuddin bercerita bahwa ada seorang ahli fiqih meletakkan wadah tinta di atas kitab, lalu beliau berkata kepadanya, "Anda tidak akan memperoleh manfaat dari ilmumu.Imam Qadhikhan berkata, "Jika perbuatan itu (meletakkan wadah tinta di atas kitab) tidak bermaksud meremehkan kitab tersebut, maka tidak apa-apa, tapi sebaiknya diletakkan di tempat lain."Santri harus bagus dalam menulis kitabnya. Tulisannya harus jelas. Tidak terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
Abu Hanifah pernah melihat muridnya yang tulisannya sangat kecil-kecil sehingga tidak jelas, lalu beliau menegurnya, "Jangan terlalu kecil dalam menulis, karena jika kamu sudah tua, pasti menyesal. Dan bila kamu mati, kamu akan dimaki orang yang melihat tulisanmu." Yakni jika kamu sudah tua dan pandangan matamu sudah lemah, maka kamu akan menyesali perbuatanmu itu.Seharusnya kitab itu dibentuk persegi empat, begitu yang biasa dikerjakan oleh Imam Abu Hanifah. Supaya mudah dibawa dan dibaca.Seharusnya tidak memakai tinta merah dalam menulis kitab, karena hal itu kebiasaan para filosuf, bukan kebiasaan ulama salaf. Bahkan guru kami ada yang tidak mau memakai kendaraan berwarna merah.Termasuk menghormati ilmu adalah menghormati teman dan orang yang mengajar. Para santri harus saling mengasihi dan menyayangi, apalagi kepada guru, supaya ilmunya berfaedah dan diberkati.Hendaknya para penuntut ilmu mendengarkan ilmu dan hikmah dengan rasa hormat, sekalipun sudah pernah mendengarkan masalah tersebut seribu kali.Ada yang berkata, "Siapa yang tidak menghormati/memperhatikan satu masalah, walaupun ia pernah mendengarnya seribu kali, maka dia bukan termasuk ahli ilmu."Seorang santri tidak patut memilih bidang ilmu sendiri, tapi harus menyerahkannya kepada guru. Karena guru lebih tahu mana ilmu yang cocok dengan watak/kencerungan muridnya.Syaikh Burhanul Haqqi berkat, "Pada zaman dahulu para santri itu menyerahkan persoalan mengajinya kepada guru mereka, dan ternyata mereka berhasil meraih cita-citanya." Berbeda dengan sekarang para murid selalu memilih pengajiannya sendiri, akibatnya mereka tidak berhasil meraih ilmu yang dicita-citakan.Dikisahkan bahwa Muhammad bin Ismail Al Bukhari, memulai mengaji dari bab shalat di hadapan Muhammad bin Al Hasan. Lalu gurunya itu berkata, "Pergilah dan belajar ilmu Hadits." Gurunya berkata begitu karena gurunya tahu tabiat dan kecenderungan Imam Bukhari. Dan dia pun menuntut ilmu Hadits, akhirnya dia menjadi pelopor seluruh imam ahli hadits.
Santri tidak patut duduk dekat gurunya ketika mengaji kecuali darurat. Tapi sepatutnya ada jarak antara santri dan guru, kira-kira sepanjang busur panah, hal ini semata-mata untuk menghormati guru.
Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela, karena akhlak tercela itu ibarat anjing yang samar. Rasulullah saw bersabda, "Malaikat tidak mau memasuki rumah yang ada gambar atau anjing." Padahal manusia belajar itu melalui perantara malaikat.Mengenai akhlak yang tercela ini bisa dilihat dalam kitab-kitab yang menerangkan akhlak. karena kitab ini tidak memuat hal itu. Jadi para santri harus menjauhi akhlak yang tercela, lebih-lebih sifat sombong. Seorang penyair berkata, "Ilmu adalah musuh orang yang congkak/sombong, sebagaimana banjir menjadi musuh dataran tinggi."Dikatakan: "Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi karunia dari Allah." Banyak budak yang menempati orang merdeka (mulia), dan banyak pula orang merdeka yang menempati kedudukan budak (hina)
Karena ada yang mengatakan bahwa orang-orang yang telah berhasil mereka ketika menuntut ilmu sangat menghormati tiga hal tersebut. Dan orang-orang yang tidak berhasil dalam menuntut ilmu, karena mereka tidak mau menghormati/memuliakan ilmu dan gurunya. Ada yang mengatakan bahwa menghormati itu lebih baik daripada mentaati. Karena manusia tidak dianggap kufur karena bermaksiat. Tapi dia menjadi kufur karena tidak menghormati/memuliakan perintah Allah.
Sayyidina Ali karramallahu wajhah berkata, "Aku adalah sahaya (budak) orang yang mengajarku walau hanya satu huruf, jika dia mau silahkan menjualku, atau memerdekakan aku, atau tetap menjadikan aku sebagai budaknya."
Ada sebuah syair yang berbunyi, "Tidak ada hak yang lebih besar kecuali haknya guru. Ini wajib di pelihara oleh setiap orang Islam. Sungguh pantas bila seorang guru yang mengajar, walau hanya satu huruf, diberi hadiah seribu dirham sebagai tanda hormat padanya. Sebab guru yang mengajarmu satu huruf yang kamu butuhkan dalam agama, dia ibarat bapakmu dalam agama."
Imam Asy-Syairazy berkata, "Guru-guruku berkata, "Barangsiapa yang ingin anaknya menjadi orang alim, maka dia harus menghormati para ahli fiqih. Dan memberi sedekah pada mereka. Jika ternyata anaknya tidak menjadi orang alim, maka cucunya yang akan menjadi orang alim."Termasuk menghormati guru ialah, hendaknya seorang murid tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, dan tidak memulai bicara, kecuali ada ijinnya.
Hendaknya tidak banyak bicara di hadapan guru Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek/bosan. Harus menjaga waktu. Jangan mengetuk pintunya, tapi sebaliknya menunggu sampai beliau keluar.
Alhasil, seorang santri harus mencari kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan ia murka, mematuhi perintahnya asal tidak bertentangan dengan agama, karena tidak boleh taat pada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah. Termasuk menghormati guru adalah menghormati putra-putranya, dan orang yang ada hubungan kerabat dengannya.Guru kami Burhanuddin, pengarang kitab Al-Hidayah, bercerita bahwa salah seorang pembesar negeri Bukhara duduk dalam suatu mejelis pengajian, di tengah-tengah pengajian, dia sering berdiri. Lalu oleh teman-temannya ditanya mengapa berbuat demikian. Dia menjawab, sungguh putra guruku sedang bermain di jalan, oleh karena itu jika aku melihatnya aku berdiri untuk menghormatinya.
Al Qadhi Fahruddin adalah seorang imam di daerah Marwa yang sangat dihormati oleh para pejabat negara Beliau berkata, "Aku mendapat kedudukan ini karena aku menghormati guruku, Abi Yazid Addabusi. Aku selalu melayani beliau, memasak makanannya, dan aku tak pernah ikut makan bersamanya.".Pada suatu hari Imam Halwani pergi dari Bukhara, bermukim di sebuah desa selama beberapa hari, karena ada satu masalah yang beliau hadapi, kemudian semua muridnya menjenguk beliau, kecuali yang bernama Abu Bakar. Lalu ketika bertemu Abu Bakar beliau bertanya, "Mengapa kamu tidak ikut menjengukku?" Dia menjawab, "Maaf guru, saya sibuk melayani ibuku." Lalu beliau berkata, "Semoga kamu diberi panjang umur, tapi kamu tidak akan diberi ketenangan dalam mengaji." Kenyataannya kata-kata guru tersebut betul-betul terjadi. Abu Bakar tinggal di desa sepanjang waktunya.Oleh karena itu seorang santri tidak boleh menyakiti hati gurunya, karena belajar dan ilmunya tidak akan diberi berkah. Kata seorang penyair, "Sungguh guru dan dokter keduanya tidak akan menasihati kecuali bila dimuliakan. Maka rasakan penyakitmu jika kamu membantah pada dokter, dan terimalah kebodohanmu bila kamu membangkang pada guru."Dikisahkan bahwa khalifah Harun Ar-Rasyid mengirim putranya kepada ustadz Ashmu'i supaya diajari ilmu dan akhlak yang terpuji. Kemudian pada suatu hari Harun Ar-Rasyid melihat Ashmu'i sedang wudhu membasuh kakinya dengan air yang dituangkan oleh putra khalifah. Melihat hal itu, Harun Ar-Rasyid berkata, "Aku kirim anakku kepadamu supaya kamu ajari ilmu dan budi pekerti, lalu mengapa tidak kamu perintah dia untuk menuangkan air dengan tangan kiri supaya yang kanan bisa membasuh kakimu?"
Termasuk menghormati ilmu ialah menghormati kitab. Seorang santri dilarang memegang kitab kecuali dalam keadaan suci. Imam Syamsul A'imah Al Halwani berkata, "Aku memperoleh ilmu ini karena aku menghormatinya. Aku tak pernah mengambil kitab kecuali dalam keadaan suci." Imam Sarkhasi pernah sakit perut, namun beliau tetap mengulang-ulang belajarnya, dan berwudhu, sampai tujuh belas kali pada malam itu, karena beliau tidak mau belajar kecuali dalam keadaan suci. Ilmu itu adalah cahaya, dan wudhu juga cahaya. Sedangkan cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
Para penuntut ilmu dilarang meletakkan kitab di dekat kakinya ketika duduk bersila. Hendaknya kitab tafsir diletakkan di atas kitab-kitab lain, dan hendaknya tidak meletakkan sesuatu di atas kitab. Guru kami, Burhanuddin bercerita bahwa ada seorang ahli fiqih meletakkan wadah tinta di atas kitab, lalu beliau berkata kepadanya, "Anda tidak akan memperoleh manfaat dari ilmumu.Imam Qadhikhan berkata, "Jika perbuatan itu (meletakkan wadah tinta di atas kitab) tidak bermaksud meremehkan kitab tersebut, maka tidak apa-apa, tapi sebaiknya diletakkan di tempat lain."Santri harus bagus dalam menulis kitabnya. Tulisannya harus jelas. Tidak terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
Abu Hanifah pernah melihat muridnya yang tulisannya sangat kecil-kecil sehingga tidak jelas, lalu beliau menegurnya, "Jangan terlalu kecil dalam menulis, karena jika kamu sudah tua, pasti menyesal. Dan bila kamu mati, kamu akan dimaki orang yang melihat tulisanmu." Yakni jika kamu sudah tua dan pandangan matamu sudah lemah, maka kamu akan menyesali perbuatanmu itu.Seharusnya kitab itu dibentuk persegi empat, begitu yang biasa dikerjakan oleh Imam Abu Hanifah. Supaya mudah dibawa dan dibaca.Seharusnya tidak memakai tinta merah dalam menulis kitab, karena hal itu kebiasaan para filosuf, bukan kebiasaan ulama salaf. Bahkan guru kami ada yang tidak mau memakai kendaraan berwarna merah.Termasuk menghormati ilmu adalah menghormati teman dan orang yang mengajar. Para santri harus saling mengasihi dan menyayangi, apalagi kepada guru, supaya ilmunya berfaedah dan diberkati.Hendaknya para penuntut ilmu mendengarkan ilmu dan hikmah dengan rasa hormat, sekalipun sudah pernah mendengarkan masalah tersebut seribu kali.Ada yang berkata, "Siapa yang tidak menghormati/memperhatikan satu masalah, walaupun ia pernah mendengarnya seribu kali, maka dia bukan termasuk ahli ilmu."Seorang santri tidak patut memilih bidang ilmu sendiri, tapi harus menyerahkannya kepada guru. Karena guru lebih tahu mana ilmu yang cocok dengan watak/kencerungan muridnya.Syaikh Burhanul Haqqi berkat, "Pada zaman dahulu para santri itu menyerahkan persoalan mengajinya kepada guru mereka, dan ternyata mereka berhasil meraih cita-citanya." Berbeda dengan sekarang para murid selalu memilih pengajiannya sendiri, akibatnya mereka tidak berhasil meraih ilmu yang dicita-citakan.Dikisahkan bahwa Muhammad bin Ismail Al Bukhari, memulai mengaji dari bab shalat di hadapan Muhammad bin Al Hasan. Lalu gurunya itu berkata, "Pergilah dan belajar ilmu Hadits." Gurunya berkata begitu karena gurunya tahu tabiat dan kecenderungan Imam Bukhari. Dan dia pun menuntut ilmu Hadits, akhirnya dia menjadi pelopor seluruh imam ahli hadits.
Santri tidak patut duduk dekat gurunya ketika mengaji kecuali darurat. Tapi sepatutnya ada jarak antara santri dan guru, kira-kira sepanjang busur panah, hal ini semata-mata untuk menghormati guru.
Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela, karena akhlak tercela itu ibarat anjing yang samar. Rasulullah saw bersabda, "Malaikat tidak mau memasuki rumah yang ada gambar atau anjing." Padahal manusia belajar itu melalui perantara malaikat.Mengenai akhlak yang tercela ini bisa dilihat dalam kitab-kitab yang menerangkan akhlak. karena kitab ini tidak memuat hal itu. Jadi para santri harus menjauhi akhlak yang tercela, lebih-lebih sifat sombong. Seorang penyair berkata, "Ilmu adalah musuh orang yang congkak/sombong, sebagaimana banjir menjadi musuh dataran tinggi."Dikatakan: "Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi karunia dari Allah." Banyak budak yang menempati orang merdeka (mulia), dan banyak pula orang merdeka yang menempati kedudukan budak (hina)
keutamaan ilmu (kiab alim muta'allim)
Keutamaan Ilmu.
وشرف
العلم لايخفى على أحد إذ هو المختص بالإنسانية لأن جميع الخصال سوى العلم، يشترك
فيها الإنسان وسائر الحيوانات: كالشجاعة والجراءة والقوة والجود والشفقة وغيرها
سوى العلم.
Tidak seorang pun yang meragukan
akan pentingnya ilmu pengetahuan, karena ilmu itu khusus dimiliki umat manusia.
Adapun selain ilmu, itu bisa dimiliki manusia dan bisa dimiliki binatang.
Dengan ilmu pengetahuan.
وبه
أظهر الله تعالى فضل آدم عليه السلام على الملائكة، وأمرهم بالسجود له.
Allah Ta’ala mengangkat derajat Nabi
Adam as. Diatas para malaikat. Oleh karena itu, malaikat di perintah oleh Allah
agar sujud kepada Nabi Adam as.
وإنما
شرف العلم بكونه وسيلة الى البر والتقوى، الذى يستحق بها المرء الكرامة عند الله،
والسعادة والأبدية، كما قيل لمحمد بن الحسن رحمة الله عليهما شعرا:
تعـلـم
فــإن الـعلـم زيـن
لأهــلــه وفــضـل
وعــنـوان لـكـل مـــحامـد
وكــن
مـستـفـيدا كـل يـوم
زيـادة من
العـلم واسـبح فى بحـور الفوائـد
تـفـقـه
فإن الـفــقـه أفــضـل
قائـد الى
الــبر والتـقـوى وأعـدل قـاصـد
هو
العلم الهادى الى سنن الهدى
هو
الحصن ينجى من جميع الشدائد
فـإن
فـقيــهـا واحــدا
مــتـورعــا أشـد
عـلى الشـيطـان من ألـف عابد
Ilmu itu sangat penting karena itu
sebagai perantara (sarana) untuk bertaqwa. Dengan taqwa inilah manusia menerima
kedudukan terhormat disisi Allah, dan keuntungan yang abadi. Sebagaimana
dikatakan Muhammad bin Al-Hasan bin Abdullah dalam syairnya : “Belajarlah!
Sebab ilmu adalah penghias bagi pemiliknya. dia perlebihan, dan pertanda segala
pujian, Jadikan hari-harimu untuk menambah ilmu. Dan berenanglah di lautan ilmu
yang berguna.”
Belajarlah ilmu agama, karena ia adalah ilmu
yang paling unggul. Ilmu yang dapat membimbing menuju kebaikan dan taqwa, ilmu
paling lurus untuk di pelajarai. Dialah ilmu yang menunjukkan kepada jalan yang
lurus, yakni jalan petunjuk. Tuhan yang dapat menyelamatkan manusia dari segala
keresahan. Oleh karena itu orang yang ahli ilmu agama dan bersifat wara’ lebih
berat bagi setan daripada menggoda seribu ahli ibadah tapi bodoh.struktur pengurus dayah darul ulum al-munawwarah
STRUKTUR PENGURUS DAYAH DARUL ULUM AL-MUNAWWARAH
TAHUN AJARAN 2018-2019
STRUKTUR PENGURUS DAYAH DARUL ULUM AL-MUNAWWARAH
TAHUN AJARAN 2016-2017
PENEGERTIAN BERSUCI DAN CARA BERSUCI
a.Thaharah
Thaharah
(bersuci),dalam hukum islam,soal bersuci dan segala seluk beluknya termasuk
bagian ilmu dan amalan yang penting,terutama karena diantara syarat-syarat
salat telah di tetepkan bahwa seseorang yang akan mengerjakan salat diwajibkan
suci dari hadas dan suci pula badan,pakaian,dan tempatnya dari najis
Perihal bersuci meliputi
beberapa perkara brikut:
a.
Alat bersuci seperti air,tanah,dan sebagainya.
b.
Kaifiat (cara) bersuci
c.
Macam dan jenis-jenis najis yang perlu di sucikan
d.
Benda yang wajib di sucikan
e.
Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib
bersuci
Macam-macam air dan
pembagiannya
1.
Air yang suci lagi menyucikan
Air yang demikian boleh diminum dan sah di pakai untuk menyucikan (membersihkan) benda
yang
lain.yaitu air yang jatuh dari langit atau terbit dari bumi masih tetep
(belum berubah) keadaan nya ,seperti air
hujan ,air es n yang sudah hancur kembali, air laut ,air sumur,air embun, dan
air keluar dari mata air .
Firman allah Swt Dalam Surat Al Anfal; 11 YANG ARTINYA
SELAMAT DATANG DI WEBSITE DAYAH DARUL ULUM AL-MUNAWWARAH
Assalamualaikum Wr. Wb
*** BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM ***
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang
Semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada kita, dan semoga Allah melimpahkan Rahmat dan Baraqah-Nya kepada kita dan semoga Allah melindungi kita dari gangguan syaithan yang terkutuk, dan semoga Allah menetapkan kasih sayang-Nya kepada kita selama-lamanya. Dan dengan seiring Rahmat dan kasih sayang-Nya itu mari kita panjatkan puja dan puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang . dan semoga Allah melimpahkan salam hormat kepada junjungan kita Nabi Besar MUHAMMAD SAW, dan kepada Ambiya, kepada para Utusan-Nya, kepada keluarganya dan kepada sahabatnya sekalian. Amin, ya Rabbal ‘Alamiin. Amma Ba’du ***
*** WAHAI HAMBA ALLAH YANG DIMULIAKAN ***
Sebelum kami menyampaikan Amanah Allah yang berupa keterangan maupun penjelasan ataupun petunjuk dalam mengerjakan perintah Allah, maka terlebih dahulu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat perkataan kami yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian, tidak adalah maksud di hati kami untuk menyinggung perasaan pembaca yang mulia, jika terdapat yang demikian itu maka semata-mata hanyalah kedangkalan pengetahuan kami dalam bertutur semata. Maka semoga pembaca kiranya sudi memaafkan segala kekurangan yang terdapat dalam blogspot ini.
Atas Dasar Perintah Menyampaikan Amanah Allah Yang Firmankan Dalam Al-Qur’an Yang Mulia Yang Berbunyi “ Innallaha yak-murukum an-tuaddul amanati ila-ahliha waiza haqamtum bainannasi antah-qumu bil ‘adhli, innallaha na-aimma yaidhukum bih, innallahakana samiam bashira”
( Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Qs 4 : 58 )
Semoga dengan hadirnya blog ini dapat bermamfaat bagi Umat Manusia Umumnya dan Kaum Muslimin Khususnya.
Saturday, 9 April 2016
tampak ruangan belajar santri dari atas
tampak ruangan belajar santri dari atas di komplek Dayah Darul Ulum Al-Munawwarah lhok mon puteh /blang poroh Cunda Lhokseumawe..
Friday, 8 April 2016
DAFTAR KITAB UNTUK TINGKAT SALAFIYAH
DAFTAR KITAB UNTUK
TINGKAT SALAFIYAH
Kelas
I
1.
Matan Taqreb
2.
Jarumiah
3.
Matan Bina
4.
Zammon
5.
Awamel
6.
Matan Sanusi
7.
Tasref I
8.
Khulasah I
9.
Ahklak
10. Al-Qur’an
Kelas
II
1.
Bajuri
I & 2
2.
Kawakeb I & 2
3.
Kifayatul ‘Awam
4.
Kailani
5.
Matan Ara’in
6.
Tasref
2
7.
Khulasah 2
8.
Taisir Ahklak
9.
Al-Qur’an
DAFTAR KITAB UNTUK TINGKAT MADRASAH
DAFTAR KITAB UNTUK
TINGKAT MADRASAH
Kelas
I
1.
Matan Taqreb
2.
Jarumiah
3.
Matan Bina
4.
Zammon
5.
Awamel
6.
Matan Sanusi
7.
Tasref I
8.
Khulasah I
9.
Ahklak
10.
Al-Qur’an
11.
Tahfizul Qur’an
Kelas
II
1.
Bajuri
I
2.
Kawakeb I
3.
Kifayatul ‘Awam
4.
Kailani
5.
Matan Ara’in
6.
Tasref
2
7.
Khulasah 2
8.
Taisir Ahklak
9.
Al-Qur’an
10. Tahfizul
Qur’an
PENGUMUMAN PENERIMAAN CALON SANTRI BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DAYAH DARUL ULUM
AL-MUNAWWARAH
المنورة العلوم دار معھد
LHOK
MON PUTEH/ BLANG POROH
KEC.
MUARA DUA KOTA LHOKSEUMAWE
Jl.Cot Sabong Km.1,5 Lhok Mon
Puteh/Blang Poroh
PENGUMUMAN PENERIMAAN CALON SANTRI BARU
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
A. PROGRAM PENDIDIKAN
I. A. VISI :
Mencerdaskan
kehidupan umat, berilmu, beriman dan bertaqwa serta berbudi pekerti yang luhur
sesuai dengan ajaran Islam
B. MISI
:
Mengembangkan potensi serta sumber daya
manusia yang cerdas, memiliki prakarsa dan membangun diri serta lingkungan
II. KETENTUAN UMUM
§ Disiplin merupakan syarat
utama untuk mencapai tujuan dari program pendidikan Dayah Darul Ulum Al-
Munawwarah
§ Bersedia diasramakan dan
mentaati peraturan-peraturan Dayah
a.
Menerima Santri
§ Tingkat Tsanawiyah (MTs)
§ Tingkat Aliyah (MA)
§ Salafiyah ( Dayah Murni )
Subscribe to:
Posts (Atom)